Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen.
Beberapa orang melihatnya (dengan definisi) sebagai konseptualisasi
modern yang terlambat (dalam hal modernitas yang terlambat). dalam
istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya
merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas
mirip-manajemen di masa pra-modern akhir. beberapa penulis melacak
perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedangan Sumeria dan
pembangun piramid Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad
menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung
namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan
pra-industri, dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong
ungtuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun,
inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga
ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494) menyediakan
perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
Beberapa penulis melacak pengembangan manajemen sejauh perdagangan di Sumeria dan pembangunan piramid di Mesir.
Abad 19
Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasikAdam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya| pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja. seperti
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20
Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi.
Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba
pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya
di bidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
- Manajemen Sumber daya manusia
- Manajemen operasi atau produksi
- Manajemen strategi
- Manajemen pemasaran
- Manajemen keuangan
- Manajemen informasi teknologi
B. FUNGSI MANAJEMEN MENURUT TOKOH-TOKOHNYA
Fungsi ilmu manajemen menurut beberapa penulis antara lain untuk mempelajari tentang:- Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.
- Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
- James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
- Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
- Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.
- Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
- Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
- DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.
- The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
- Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
- Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
- Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
- Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
- Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
- Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
- Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
C. TOKOH-TOKOH MANAJEMEN SESUAI ZAMAN
A. Abad ke-17 – Adam Smith, Sang Ekonom Kapitalis dengan bukunya The Wealth of Nations
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy,
Skotlandia, 5 Juni 1723 - meninggal di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli
1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia
yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah
buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations
(disingkat The Wealth of Nations). Buku tersebut adalah buku pertama
yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di
Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme.
Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem
ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai
terkenal disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations)
dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi
titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme,
yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena
kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak
terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith,
dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang
keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa orang menyangkal hasil
kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir seperti David Hume
dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith hanya
menggambarkan trend sejarah menjauh dari mercantilisme, menuju
perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa dekade, dan
telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun
begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas,
dan tetap menjadi suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam
bidangya sekarang ini.
The Wealth of Nations menjadi
berpengaruh karena telah dengan keras membuat bidang ekonomi dan
perkembangannya kedalam disiplin yang sistematis dan berdiri sendiri.
Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling
berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan. Ketika buku
tersebut menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori dimana
cadangan besar dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi
ekonomis), muncul di tahun 1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan
bebas baik di Inggris maupun Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan
dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh
Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak
semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas: publik dan
parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk beberapa
tahun kedepannya.
The Wealth of Nations juga menolak
pernyataan Psiokrat dalam pentingnya lahan, malah, Smith percaya bahwa
buruh merupakan proritas tinggi, dan pembagian buruh akan berakibat pada
kenaikan signifikan pada produksi. Smith memakai contoh dengan
pembuatan jepitan. Satu pekerja bisa membuat duapuluh pin sehari. Tapi
jika sepuluh orang dibagi menjadi delapanbelas langkah yang diperlukan
membuat sebuah jepitan, mereka bisa membuat 48.000 jepitan dalam sehari.
Nations sangat sukses, dan faktanya, hal ini mengakibatkan pengosongan
sekolah ekonomi yang lebih tua dan ekonom lebih muda, seperti Thomas
Malthus dan David Ricardo, fokus dalam memperbaiki teori Smith kedalam
apa yang akan dikenal sebagai ekonomi klasik. Baik ekonomi modern dan,
secara terpisah, ekonomi Marxisan bergantung sekali pada ekonomi klasik.
Malthus mengembangkan ruminasi Smith dalam overpopulasi, sedangkan
Ricardo percaya pada "hukum besi upah" - dimana ledakan populasi bisa
mencegah upah melewati tingkat yang rasional. Smith memberi solusi pada
kenaikan upah dengan kenaikan produksi, pandangan yang dianggap lebih
akurat sekarang ini.
Satu dari poin utama The Wealth of
Nations adalah pasar bebas, ketika penampilannya kacau dan tidak
teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai yang benar dan bermacam
barang oleh "tangan-tangan tak terlihat" (sebuah imej yang dipakai Smith
dalam Teory of Moral Sentiments, tetapi pertamakali dipakai dalam esai
miliknya, "Sejarah Astronomy"). Jika sebuah kelangkaan produk terjadi,
misalnya, maka harganya naik, membuat marjin keuntungan yang membuat
insentif bagi yang lain untuk masuk ke produksi tersebut, dan mengatasi
kelangkaan. Jika terlalu banyak produsen yang msauk ke pasar, kompetisi
yang meningkat diantara para manufaktur dan kenaikan penawaran akan
menurunkan harga di produk tersebut sampai titik dimana harga
produksinya, harga natural. Bahkan jika keuntungan sampai kosong pada
"harga natural", maka akan ada insentif untuk memproduksi barang dan
jasa, dan semua ongkos produksi, termasuk kompensasi untuk buruh
pemilik, juga dimasukkan dalam harga barang jual. Jika harga jatuh
dibawah keuntungan kosong, produsen akan keluar dari pasar, jika mereka
berada diatas keuntungan kosong, produsen akan masuk ke pasar. Smith
percaya kalau motif manusia seringkali egois dan tamak, kompetisi dalam
pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat seluruhnya dengan
memaksa harga tetap rendah, dimana tetap membangun dalam insentif untuk
bermacam barang dan jasa. Selain itu, dia cemas akan pebisnis dan
melawan formasi monopoli.
Smith dengan keras menyerang pembatasan
antik oleh pemerintah dimana dia pikir batasan tersebut memundurkan
ekspansi industri. Faktanya, dia menyerang hampir semua bentuk
intervensi pemerintah dalam proses ekonomi, termasuk tarif, berpendapat
bahwa hal tersebut membuat inefisiensi dan harga tinggi pada jangka
panjang. Teori ini kemudian dikenal dengan "laissez-faire", yang berarti
"biarkan mereka lakukan", mempengaruhi legislastif pemerintah di
tahun-tahun berikutnya, khususnya selama abad ke 19. (Bagaimanapun dia
tidak melawan pada pemerintahan. Smith menganjurkan edukasi publik bagi
orang dewasa miskin, sistem institusional yang tidak non laba untuk
industri swasta, judisiari, dan pasukan berdiri.)
Dua dari kutipan yang paling terkenal dan paling sering digunakan dalam The Wealth of Nations adalah:
“Bukanlah kebaikan dari tukang daging, tukang bir, atau tukang roti yang kita harapkan pada makan malam kita, tetapi kepedulian mereka pada kepentingan mereka sendiri. Kita mengenalkan diri kita, tidak pada kemanusiaan mereka tetapi pada kecintaan mereka pada diri sendiri, dan tidak pernah bicara pada mereka atas keperluan kita tetapi untuk keuntungan mereka.
Sebagaimana setiap individu, maka, mengusahakan sebanyak apa yang ia bisa sehingga ia bisa menggunakan modal miliknya dalam mendukung insutri dalam negeri, dan juga untuk mengarahkan industri yang produksinya mungkin merupakan nilai terbesar, setiap individu buruh yang diperlukan untuk memasang nilai yang tepat dari masyarakat sebaik yang ia bisa. Dia secara umum tidak mempromosikannya untuk kepentingan publik, tidak juga tau sebanyak apa dia mempromosikannya. Dengan memprefrensikan dukungan dari dalam negeri ke industri asing, dia bertujuan hanya untuk keamanan dirinya sendiri, dan dengan mengarahkan industri tersebut dalam sikap dimana produksinya merupakan nilai terbesarnya, dia hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri, dan dia dalam hal ini, seperti kasus lainnya, dipandu oleh tangan-tangan tak terlihat untuk menghasilkan sebuah akhir dimana akhir tersebut bukan bagian dari tujuannya. Tidak juga selalu merupakan yang lebih buruk bagi masyarakat yang mana hal tersebut bukan merupakan bagian darinya. Dengan mengejar keuntungan dirinya sendiri secara berkala dia secara teratur menghasilkan apa yang berakibat bagi masyarakat lebih dari yang ia perkirakan akan hasilnya. Saya tidak pernah bertemu banyak kebaikan yang terjadi dengan siapapun yang berdagang dalam barang publik. Ini merupakan emosi yang kuat, sebenarnya, tidak begitu umum diantara para pedagang, dan sangat sedikit kata-kata yang bisa digunakan untuk meyakinkan tidak melakukan hal tersebut pada mereka.”
Kutipan favorit lain, yang biasanya digunakan oleh ekonom, juga dari The Wealth of Nations adalah:
“Orang-orang dari perdagangan yang sama terkadang bertemu bersama, bahkan untuk bersenang-senang dan perpisahan, tetapi percakapannya akan berakhir dengan konspirasi melawan publik, atau dalam hal tertentu untuk menaikkan harga. Mustahil sebenarnya untuk mencegah pertemuan seperti ini, dengan hukum manapun yang akan ditimpakan, atau akan konsisten dengan kebebasan dan keadilan. Tetapi dengan hukum tidak bisa menghindarkan masyarakat dari perdagangan yang sama untuk terkadang bertemu bersama,itu seharusnya tidak berakibat apapun untuk memfasilitasi pertemuan seperti itu, lebih kurang untung membuat mereka dibutuhkan.”
Kutipan yang kritis tapi jarang digunakan dalam The Wealth of Nations adalah:
“Subyek dari tiap negara harus memberi kontribusi melalui dukungan ke pemerintah, sedekat mungkin, dalam proporsi ke kemampuan mereka, yaitu, proporsi ke pendapatan dimana mereka menikmati hal tersebut dibawah perlindungan negara tersebut. Pengeluaran dari pemerintah ke perorangan dari negara besar seperti pengeluaran dari manajemen ke tenant besar dari sebuah kediaman besar, diamana semuanya diwajibkan untuk menyumbang dalam proporsi dari kepentingan mereka dalam negara tersebut. Dalam pengamatan atau penolakan dari pernyataan tersebut mengandung apa yang disebut sebagai kesetaraan dalam perpajakan.”
The Wealth of Nations salah satu usaha
terawal untuk mempelajari bangkitnya industri dan perkembangan ekonomi
di Eropa, merupakan pengawal ke disiplin akademis modern dari ekonomi.
Ini memberi salah satu rasional intelektual paling dikenal untuk
perdagangan bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara luas tulisan
ekonom selanjutnya.
Ada beberapa kontroversi atas perluasan
dari keaslian Smith dalam Wealth of Nations. Beberapa berpendapat kalau
karya tersebut menambah hanya sedikit dari ide yang sudah ada sebelumnya
dari Anders Chydenius (The National Gain 1765), David Hume dan Baron de
Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Smith hanya menjelaskan tren
sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana telah
dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan
dalam kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Smith merangkum ide
mereka secara komperhensif, dan juga menjadi salah satu buku paling
berpengaruh dan penting saat ini dalam bidang ekonomi. Sebagai tambahan,
Smith berada di peringkat ke-30 dalam daftar orang paling berpengaruh
di dunia, karya Michael H. Hart.
B. Abad ke-19 – Joseph Wharton, Pengusaha Sukses yang Memanfaatkan Teknologi Baru
Joseph Wharton (3 Maret 1826 - 11
Januari 1909) adalah seorang tokoh dari kota Philadelphia yang dikenal
sebagai pedagang, industrialis dan filantropis. Ia juga banyak terlibat
di bidang pertambangan, manufaktur dan pendidikan. Ia mendirikan Wharton
School di University of Pennsylvania, mendirikan perusahaan
co-Bethlehem Steel, dan merupakan salah satu pendiri Swarthmore College.
Wharton mengawali kariernya di bidang
bisnis ketika berumur 19 tahun. Saat itu, Wharton magang dengan seorang
akuntan selama dua tahun dan menjadi mahir dalam metode bisnis dan
pembukuan. Pada umur 21 tahun, dia bermitra dengan kakaknya, Rodman,
untuk memulai sebuah bisnis manufaktur timah putih.
Pada tahun 1849 Wharton memulai bisnis
manufaktur batu bata menggunakan mesin yang telah dipatenkan, yaitu
dengan menekan tanah liat menjadi bentuk kering. Pengalaman selama
beberapa waktu menjadi pebisnis batu bata, membuatnya mendapatkan
pengalaman berharga dan menemukan strategi baru yang menguntungkan dalam
sebuah usaha.
Pada tahun 1853, Wharton bergabung
dengan perusahaan Pennsylvania and Zinc Lehigh di daerah Bethlehem,
Pennsylvania, ia pertama kali mengelola operasi pertambangan dan seng
oksida kemudian bekerja. Wharton membuktikan diri dengan menegosiasikan
piagam baru untuk pekerjaannya, dan di lingkungan keuangan yang sulit
dari tahun 1857 hingga 1858, ia mengambil alih kendali atas perusahaan
tersebut dengan bekerja dan mengelola secara hati-hati, kemudian berubah
menjadi keuntungan bagi perusahaan tersebut.
Tahun 1860, Wharton, setelah beberapa
kali melakukan perundingan dengan para direktur perusahaan, Zinc Lehigh
dikembangkan sebagai perusahaan pertama yang memproduksi seng metalik di
Amerika. Melihat keadaan bisnis berikutnya, ia dikontrak pabrik selama
empat tahun dan akhirnya membuat keuntungan secara fantastis bagi
perusahaannya dari penjualan logam seng, yang digunakan dalam pembuatan
kuningan.
Wharton menjadi semakin dikenal banyak
kalangan dan terlibat dalam banyak perusahaan industri seperti tambang,
pabrik dan kereta api. Dia mulai bekerja pada beberapa perusahaan
properti di South New Jersey, termasuk pabrik ikan menhaden yang
memproduksi minyak dan pupuk, operasi penanaman kehutanan modern, serta
perkebunan cranberry dan gula. Wharton juga membeli tanah yang
mengandung bijih besi di bagian utara New Jersey di Port Oram, New
Jersey (sekarang Wharton, New Jersey) yang terletak dekat dengan Morris
Canal dan jalur kereta api. Dia membeli tambang batu bara di barat
Pennsylvania, membangun sebuah perkotaan untuk para pekerja sebanyak 85
rumah dan toko di sepanjang rel kereta api. Dia juga membeli lahan
batubara di West Virginia, besi dan tambang tembaga di Michigan, dan
tambang emas di Arizona dan Nevada. Wharton menjadi terlibat dalam
membaca situasi bisnis di sekitar jalur kereta api dan psikologis
beberapa orang yang menjadi anak buahnya, lalu mengatur transportasi
dengan memanfaatkan jalur kereta api untuk membawa bijih dan
menyelesaikan produk logam.
Dia mempertahankan korespondensi bisnis
yang luas dalam kehidupan selanjutnya. Wharton adalah seorang kolega
pemimpin seperti penemu Ezra Cornell, Elias Howe dan Thomas Edison,
serta pengusaha Cornelius Vanderbilt. Gaya manajemennya berevolusi
sepanjang paruh kedua tahun 1800-an, dengan menggunakan teknologi baru
untuk komunikasi, transportasi, dan produksi, sehingga dia dapat
mengendalikan dan menguntungkan banyak industri menjadi skala yang lebih
besar daripada yang sebelumnya.
C. Abad ke-19 – Teori Manajemen Klasik, Robert Owen Bapak Manajemen Personalia
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai
Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen
mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan
faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada
tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti
adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain
sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil
pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan.
Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen
Personalia.
D. Abad ke-19 - Teori Manajemen Klasik, Charles Babbage Pencetus Division of Labor
Charles Babbage adalah seorang Profesor
Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang
manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan
biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien.
Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam
penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of
labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
- Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
- Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage
yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para
pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan
pembagian keuntungan.
F. Abad ke-20 – Frederick Winslow Taylor, Bapak Manajemen Ilmiah
Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret
1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun) adalah seorang
insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya
meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen
ilmiah" dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Peninggalan Taylor yang paling terkenal
dalam ilmu manajemen adalah ide tentang penggunaan metode ilmiah dalam
manajemen. Ide ini muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul
karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu,
para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor
berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari
yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras
mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk
menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
- Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
- Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
- Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
- Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir
manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan
mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah
yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga
disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan
pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana
pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor
salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah
pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya
yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor, ini
dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion study).
F. Abad ke-20 – Henry Laurance Gantt tentang Produktivitas Kerja Manusia
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia
berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya
pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun
gagasan yang dicetuskannya yaitu :
- Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
- Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
- Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
- Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
http://www.adityarizki.net/2012/05/tokoh-manajemen-abad-ke-17-hingga-abad-ke-20/
No comments:
Post a Comment